8 PINTU SURGA DAN GOLONGAN YANG MEMASUKINYA



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”



Pintu Surga


Segala sesuatu yang menempati ruang dan waktu, sudah pasti mempunyai pintu. ada istilah pintu hati, pintu rumah, pintu ruangan dan ada pula pintu surga. Surga memiliki beberapa tingkatan yang akan ditempati oleh ahli surga sesuai dengan derajat kemuliaannya di hadapan Allah. Setiap tingkatan surga tentu mempunyai pintu sendiri. Dan setiap tingkatan jauhnya melebihi jarak antara langit dan bumi dengan puluhan kali lipat.

Pintu-pintu di setiap tingkatan surga diperuntukkan bagi orang yang melakukan amalan tertentu dengan istikomah dan penuh keikhlasan. Pintu-pintu itu untuk membedakan derajat dan keutamaan ahli surga antara yang satu dengan lainnya, sesuai dengan kadar amal dan ibadahnya yang dilakukan sewaktu di dunianya.

Seperti yang diceritakan oleh Ibnu abbas r.a. :

Surga itu memiliki delapan pintu dari emas yang ditaburi jauhar.

Pintu pertama terdapat tulisan : “Laa illa ha illallah muhammadurrosullullah” yaitu pintunya para Nabi dan Rosul, termasuk pintunya para suhada dan para dermawan.

Pintu kedua, yaitu pintunya orang-orang yang rajin sholat, orang yang memperbaiki wudhunya dan meyempurnakan rukun sholatnya.

Pintu ketiga adalah pintu bagi orang yang mengeluarkan zakat dengan keikhlasan hati.

Pintu keempat adalah pintu bagi orang yang memerintahkan pada kebaikan dan melarang kemungkaran.

Pintu kelima adalah pintu bagi orang-orang yang memutuskan nafsu syahwatnya, juga mencegah hawa nafsunya.

Pintu keenam adalah pintunya orang yang berhaji dan umroh.

Pintu ketujuh adalah pintunya orang yang berjihad.

Pintu kedelapan adalah pintunya orang yang bertakwa, orang yang memejamkan matanyadari barang yang haram, serta orang yang melakukan perbuatan baik, diantaranya beruat baik terhadap kedua orang tua, mempererat tali silaturahim dan lain sebagainya.

Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari Utbah bin Abduh, bahwa Rosulullah SAW telah bersabda : “Surga itu memiliki 8 pintu, sedangkan neraka memiliki 7 pintu”.

Begitu lebar dan luasnya pintu surga sampai jarak antara dua daun pintu jauhnya ratusan kilometer , bahkan bisa jadi sampai ribuan kilometer.

Seperti yang disabdakan oleh Rosulullah SAW : “Demi Dzat dimana diriku berada dalam kekuasaanNya, sesunguhnya antara dua dan pintu surga itu seperti jarak antara Makkah dan tanah Himyar, atau seperti jarak antara Makkah dan Bashrah”.

Di surga juga ada pintu yang diberi nama khusus. pintu ini akan dimasuki oleh orang yang beramal sesuai dengan nama pintu tersebut.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. : “Didalam surga terdapat sebuah pintu yang diberi nama “pintu Dhuha”. Ketika terjadi hari kiamat, ada pemanggil yang berseru : “Dimanakah orang-orang yang melanggengkan shalat dhuha ini adalah pintu kalian, masuklah kalian ke surga dengan rahmat Allah”.

Abu Hurairah meriwayatkan, Rosulullah SAW bersabda : “Ketika terjadi hari kiamat ada pemanggil yang berseru :”Dimanakah orang yang melanggengkan shalat dhuha, ini adalah pintu kalian, maka masuklah ke dalam surga dengan rahmat Allah”.

selain pintu dhuha, ada pula “pintu Rayyan” yang diperuntukkan bagi orang-orang yang berpuasa.

seperti yang diriwayatkan oleh Sahal bin Said, bahwa Rosulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya didalam surga terdapat pintu yang disebut dengan “Pintu Rayyan”, yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Pada hari kiamat , tak ada seorangpun yang bisa masuk selain mereka. lalu ada seruan “Dimanakah orang yang berpuasa?”. Mereka yang berpuasa lantas berdiri hendak masuk kedalamnya. Ketika mereka masuk pintu tersebut masih dikunci, belum dimasuki satu orang pun.

Pintu-pintu ini dibuka hari senin dan hari kamis, sebab pada kedua hari itu amalan seorang hamba dihaturkan kehadapan Allah.

Seperti dijelaskan Rosulullah SAW dalam sabdanya : “Pintu-pintu surga dibuka pada hari senin dan hari kamis, bagi seorang hamba hendaknya memohon ampunan pada duahari tersebut, tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu”.

Ibnu Zanjaweh meriwayatkan : Amal perbuatan Ibnu Adam dihaturkan pada Allah setiap hari senin dan hari kamis, lalu Allah memberikan rahmat kepada orang-orang yang minta rahmat dan mengampuni dosa orang yang memohon ampunan. Kemudian Allah membiarkan orang yang dengki (tidak diampuni).

Selain hari senin dan hari kamis, pintu-pintu surga juga dibuka pada buklan Ramadhan, yaitu bulan yang penuh berkah dan ampunan. karena bulan tersebut memiliki keistimewaan dan nilai kemuliaan tersendiri, diantaranya sebagai tempat turunnya Al-Qur’an, dan lailatul qodar.

Dalam hal ini, Rosulullah SAW bersabda : “Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, pintu-pintu surga dibuka di bulan itu, pintu-pintu neraka Sa’ir ditutup, setan dibelengu. lalu ada pemanggil yang berseru disetiap malam : “wahai orang yang mencari kebaikan, bergegaslah. Wahai orang yang mencari keburukan, hentikanlah”.

Ahu Hurairah r.a. berkata : Nabi SAW bersabda: “bila permulaan malam bulan ramadhan tiba, setan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, sehingga tidak ada satu pun pintu neraka yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka, lalu tidak ada satu pun dari pintunya yang tertutup, ada malaikat yang berseru pada tiap malam ramadhan. Wahai orang yang hendak melakukan kebaikan, lakukanlah. wahai orang yang melakukan keburukan, hentikanlah. Pada setiap malam bulan Ramadhan ada jatah orang-orang yang diselamatkan dari api neraka”.

Demikian diantara aneka macam pintu surga, yang setiap tingkatannya memiliki keistimewaan dan derajat tersendiri, antar pintu yang satu dengan pintu yang lainnya tidak sama. Mudah-mudahan kita bisa masuk surga melalui salah satu diantara pintu-pintu tersebut.


7 PINTU NERAKA DAN GOLONGAN YANG MEMASUKINYA



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”


Rosulullah Saw Pingsan Mendengar Keterangan Jibril Tentang Pintu Neraka Ke 7

Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh nabi s.a.w.: "Mengapa aku melihat kau berubah muka?"

Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu benar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya."

Lalu nabi s.a.w. bersabda: "Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam." Jawabnya: "Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Qur'an itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi, dan minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan."

Nabi s.a.w. bertanya: "Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?" Jawabnya: "Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda." (nota kefahaman: yaitu yg lebih bawah lebih panas)

Tanya Rasulullah s.a.w.: "Siapakah penduduk masing-masing pintu?" Jawab Jibril:

"Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta keluarga Fir'aun, namanya Al-Hawiyah.

Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim,
Pintu ketiga tempat orang shobi'in bernama Saqar.

Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha,

Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah.

Pintu ke enam tempat orang nashara bernama Sa'eir."


Kemudian Jibril diam, segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya: "Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?" Jawabnya: "Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat."

Maka nabi s.a.w. jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar nabi saw bersabda: "Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?" Jawabnya: "Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu."

Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibril juga menangis, kemudian nabi s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.



7 GOLONGAN YANG MENDAPAT PERLINDUNGAN ALLAH DI HARI KIAMAT





بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”


7 Golongan Yang Mendapat Naungan Allah Di Akhirat
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda yang bermaksud: “Tujuh golongan, Allah akan menaungi mereka pada hari yang tiada naungan melainkan naungan-Nya: Pertama : Imam (pemimpin) yang adil. Kedua : Pemuda yang membesar dengan beribadah kepada Allah. Ketiga : Insan yang hatinya terpaut dengan masjid. Keempat : Dua insan yang berkasih sayang kerana Allah, mereka bertemu dan berpisah kerana Allah. Kelima : Insan yang diajak (digoda) oleh wanita yang berpangkat dan cantik, lalu ia berkata : ‘Sesungguhnya aku takutkan Allah’. Keenam : Insan yang bersedekah dengan cara yang tersembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di belanjakan oleh tangan kanannya. Ketujuh : Insan yang mengingati Allah secara bersunyian lalu menitiskan air matanya.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)


Berdasarkan daripada hadis di atas , dapatlah kita mengambil pengajaran bahawa terdapat tujuh golongan manusia yang beriman dan bertaqwa yang akan mendapat rahmat dan perlindungan dari Allah SWT di hari akhirat nanti. Golongan tersebut adalah seperti berikut:


Pertama : Imam (pemimpin) yang adil. 

Seorang pemipin akan ditanya di akhirat nanti adakah mereka memimpin dengan adil, amanah, jujur dan sentiasa berpegang teguh dengan al-Quran dan Sunnah. Maksud adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya, tidak boleh dikatakan adil selagi seseorang pemimpin itu tidak menggunakan neraca Islam dan neraca Allah SWT di dalam setiap keputusan dan perlaksanaan di dalam pemerintahannya. Tidak ada undang-undang dan peraturan yang lebih adil melainkan ianya datang dari Pencipta manusia dan alam semesta iaitu Allah SWT.


Kedua : Pemuda yang membesar dengan beribadah kepada Allah. 

Pemuda adalah golongan penting di dalam masyarakat Islam, kerana merekalah yang akan mewarisi kepimpinan negara akan datang. Sesuatu umat akan menuju kepada kehancuran apabila pemuda-pemudinya telah rosak akidah dan akhlaknya , lemah daya pemikiran dan intelektualnya dan hilang semangat jihad. Pemuda yang menjadi ahli ibadah dan terpilih mendapat naungan Allah ini adalah mereka yang hati dan jiwanya sentiasa mengingati Allah , kuat imannya dan baik akhlaknya dan sentiasa berterusan dan istiqamah dalam menjalani proses tarbiyyah dan dia juga berusaha mengajak pemuda lain untuk duduk dalam jemaah Islam dan melaksanakan amal ma’ruf nahi mungkar.


Ketiga : Insan yang hatinya terpaut dengan masjid. 

Masjid adalah tempat ibadah , di sinilah tempat umat Islam berkumpul untuk melaksanakan ibadah khusus terutama solat, membaca al-Quran, berzikir, tempat majlis-majlis ilmu dijalankan dan tempat perhimpunan dan perbincangan umat Islam untuk menyelesaikan masalah mereka. Para malaikat mendoakan dan memohon rahmat kepada Allah SWT kepada ahli-ahli masjid yang menunaikan ibadah dan menuntut ilmu di sini. Di zaman Rasulullah SAW, masjid berfungsi sebagai tempat semua urusan umat Islam (pusat pemerintahan, ibadah dan majlis ilmu). Mereka yang terpaut hati dengan masjid dan melaksanakan semua fungsi tadi akan mendapat naungan Allah di akhirat nanti.


Keempat : Dua insan yang berkasih sayang kerana Allah, mereka bertemu dan berpisah kerana Allah. 

Dua orang saudara Muslim bertemu semata-mata untuk merapatkan ukhwah dan kasih sayang, saling nasihat-menasihati, lengkap-melengkapi dan merancang sesuatu atas tanggungjawab untuk menyelamatkan umat ini daripada hanyut di bawa arus jahiliyah dan terselamat daripada mendapat azab Allah SWT. Mereka berpisah adalah semata-mata kerana Allah disebabkan masing-masing kembali ke tempat asal mereka untuk memenuhi tuntutan dakwah dan tarbiyyah, walaupaun berjauhan namun perasaan ukhwah dan kasih sayang tetap berterusan. Allah SWT akan memberi pahala dan ganjaran yang besar apabila seluruh masa, tenaga dan wang ringgit dicurahkan semata-mata kerana Allah SWT. Atas usaha-usaha yang berterusan seperti ini, bertemu dan berpisah kerana Allah SWT, memang sesuailah mereka mendapat naungan Allah SWT di akhirat nanti. Dalam sebuah Hadis Qudsi yang diriwayatkan di dalam Kitab Al-Muwattha’ Imam Malik, Nabi S.A.W telah bersabda bahawa Allah SWT telah berfirman yang bermaksud: “Kasih-sayangKu lebih utama untuk mereka yang berkasih-sayang pada jalanKu, golongan berhimpun dan berkelompok semata-mata keranaKu, golongan yang saling ziarah-menziarahi keranaKu, dan golongan yang sentiasa berbelanja dijalanKu”


Kelima : Insan yang diajak (digoda) oleh wanita yang berpangkat dan cantik, lalu ia berkata : “Sesungguhnya aku takutkan Allah.” 

Perbuatan zina adalah satu perbuatan yang keji dan hina. Zina boleh merosakkan keturunan, menimbulkan pergaduhan dan perpecahan dalam keluarga dan masyarakat. Seseorang yang melakukan zina, dan hasil daripada zina ini apabila mendapat anak, ia sanggup membunuh bayi yang tidak berdosa atau pun membuangnya merata tempat tanpa belas kasihan semata-mata untuk menutup malu pada keluarga dan masyarakat. Peribadi seperti ini kedudukannya lebih rendah dari haiwan kerana haiwan pun mempunyai perasaan kasih sayang pada anak-anaknya. Nabi SAW bersabda yang bermaksud: “Dan sesiapa yang berzina dengan seorang perempuan, sewaktu berbangkit dari kuburnya kelak, sesungguhnya ia merasa sangat haus.” Oleh kerana betapa besarnya mudharat zina ini, Allah SWT akan memberi ganjaran pahala yang besar dan memberi naungan-Nya di akhirat nanti kepada sesiapa sahaja dikalangan hamba-hamba-Nya yang sanggup menolak ajakan zina oleh perempuan cantik dan berpangkat dengan kata-kata, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” sepertimana Nabi Yusuf a.s. menolak ajakan isteri pembesar Mesir ketika itu untuk melakukan zina.


Keenam : Insan yang bersedekah dengan cara yang tersembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan oleh tangan kanannya. 

Islam menggalakkan amalan bersedekah dari golongan kaya kepada golongan miskin, supaya jurang perbezaan di antara mereka dapat dikurangkan. Dalam hadis yang lain Nabi SAW ada menyatakan bahawa salah satu golongan yang akan masuk syurga bersama-sama golongan yang mati syahid dan ulama adalah dermawan yang menyumbangkan hartanya di jalan Allah semata-mata mencari keredhaan-Nya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya. Insan budiman lagi dermawan ini akan mendapat naungan Allah SWT di akhirat kelak.


Ketujuh : Insan yang mengingati Allah secara bersunyian lalu menitiskan air matanya.

Doa dan munajat adalah senjata orang mukmin. Allah SWT berfirman yang bermaksud: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang-Ku, sesungguhnya Aku dekat. Aku menyahut doa orang berdoa, tatkala dia berdoa kepada-Ku, justeru sahutlah seruan-Ku.” (Surah al-Baqarah ayat 186). Orang mukmin pada siang harinya dia menjadi ‘singa’, bekerja bersungguh-sungguh dalam semua urusan . Dalam urusan kerjayanya mencari nafkah, dalam urusan dakwah dan tarbiyyah dan dalam urusan membantu masyarakat. Tetapi pada malam hari menjadi abid, membaca al-Quran, berzikir, bersolat tahajjud dan berdoa kepada Allah hingga menitiskan air mata. Dia rasa dirinya kerdil dan terlalu banyak dosa yang dilakukan. Sekiranya tanpa belas kasihan Allah SWT dia merasakan dia tidak dapat menyelamatkan diri dari azab-Nya di hari akhirat nanti.


Sahabat yang dikasihi, marilah sama-sama kita berusaha untuk meningkatkan amal ibadah dan amal soleh kita semata-mata untuk mencari keredhaan Allah SWT. Jalan keselamatan untuk terselamat di hari akhirat telah dinyatakan oleh Rasulullah SAW kepada kita semua iaitu tujuh golongan manusia yang akan mendapat perlindungan Allah SWT. Oleh itu, berusaha dan berdoalah semoga kita menjadi sebahagian daripada golongan tersebut.




Wallahu ta’ala ‘alam bissowaab.

Sumber: Facebook Ustaz Abu Basyer

- See more at: http://www.ibrah.hafism.com/7-golongan-yang-mendapat-naungan-allah-di-akhirat/#sthash.NvBz8Zkt.dpuf

6 HAK SEORANG MUSLIM TERHADAP MUSLIM LAINNYA



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”



Assalamualaikum wr wb

Islam datang untuk mempersatukan hati dengan hati, menyusun barisan dengan tujuan menegakkan bangunan yang tunggal dan menghindari factor-faktor yang dapat menimbulkan perpecahan, kelemahan, sebab-sebab kegagalan dan kekalahan.

Sehingga mereka yang bersatu itu memiliki kemampuan untuk merealisasi tujuan luhur dan niat sucinya :

1. Apabila engkau menjumpainya engkau berikan salam kepadanya.
2. Apabila iamengundangmu engkau memperkenankan undangannya.
3. Apabila ia meminta nasehat, engkau menasehatinya.
4. Apabila ia bersin dan memuji Allah, hendaklah engkau mentasymitkannya (berdoa untuknya).
5. Apabila ia sakit hendaklah engkau menjenguknya.
6. Apabila ia mati hendaklah engkau antarkan jenazahnya. (HR.Muslim dan Tirmizi).


Mengucapkan Salam


Islam datang untuk mempersatukan hati dengan hati, menyusun barisan dengan tujuan menegakkan bangunan yang tunggal dan menghindari factor-faktor yang dapat menimbulkan perpecahan, kelemahan, sebab-sebab kegagalan dan kekalahan. Sehingga mereka yang bersatu itu memiliki kemampuan untuk merealisasi tujuan luhur dan niat sucinya. Oleh karena itu awal pertemuan dengan sesama muslim agar hati mereka terikat satu dengan yang lainnya hingga timbulnya rasa saling menyinta dimulai dengan mengucapkan dan menyebarkan salam : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sabda Rasulullah SAW:
" Demi Dzat yang diriku dalam genggamanNya, mereka tidak masuk surga sehingga mereka beriman, dan mereka tidak beriman sehingga mereka saling mencinta. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang jika kamu mengerjakannya kamu saling mencintai. Sebarkan salam di kalangan kamu."

Salam yang merupakan alat penghormatan kaum muslimin lebih menegaskan bahwa agama mereka adalah agama damai dan aman, serta mereka adalah penganut salam (perdamaian) dan pencinta damai. Dalam hadis Rasulullah saw bersabda :
“ Sesungguhnya Allah menjadikan salam sebagai penghormatan bagi umat kami dan jaminan keamanan untuk kaum zimmah kami.”

Dan seseorang tidak layak memulai pembicaraan kepada sesamanya sebelum ia memulainya dengan ucapan salam, karena salam adalah ungkapan rasa aman dan tidak ada pembicaraan sebelum adanya rasa aman. Rasulullah saw bersabda :
“ Ucapkan salam sebelum memulai berbicara.”

Memenuhi Undangan

Seorang muslim yang mengundang saudaranya, maka ia berhak didatangi, oleh karena itu kewajiban yang diundang adalah mendatangi undangan tersebut sebagai mana sabda Rasulullah saw :
"Penuhilah undangan ini jika kamu diundang."

Undangan yang diberikan dari sesama muslim menunjukkan penghormatan dan perhatian yang besar kepada saudaranya yang diundang tersebut sehingga bagi yang tidak memenuhi undangan tentu saja menyebabkan kekecewaan. Mengabaikan undangan disamakan dengan pembangkangan kepada Allah dan Rasul, begitu juga sebaliknya saat seseorang yang datang tanpa diundang diumpamakan seperti pencuri, karena kedatangannya tidak diinginkan oleh yang mengundang seperti yang diriwayatkan oleh Abu Dawud :
" Barangsiapa diundang kemudian dia tidak memenuhi undangan tersebut, maka ia telah membangkang pada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa masuk tanpa diundang, maka ia masuk sebagai pencuri."

Memberi Nasehat

Memberi nasehat kepada sudara muslim yang memintanya hendaklah dipenuhi. Karena nasehat ini dapat mendorong saudaranya kearah kebaikan. Nasehat yang tulus akan berbekas dan berpengaruh sehingga dapat masuk kedalam relung hati yang terbuka untuk menerimanya. Bagi yang menasehati saudaranya, hendaknya ia mengerjakan apa yang diucapkan, mengamalkan apa yang dinasehatkan, sebab nasehat yang tidak diamalkan dan tidak dijiwai tidak akan berbekas pada jiwa yang dinasehati. Dan sesungguhnya agama ini adalah nasehat sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“ Agama itu nasehat” Kami bertanya kepada beliau, “Nasehat kepada siapa ?” Beliau menjawab : “Terhadap Allah, Quran, RasulNya, pemimpin-pemimpin dan seluruh kaum Muslimin”.

Mendoakannya ketika bersin

Mendoakan saudara yang bersin merupakan wujud perhatian dan kasih sayang terhadap saudaranya, sebab tatkala saudaranya itu bersin dan mengucapkan pujian kepada penciptanya : “Alhamdulillah”, serta merta ia yang mendengarkannya menanggapi dengan mengucapkan “Yarhamukallah” (Semoga Allah memberimu Rahmat), ia merupakan ucapan simpati dan doa atas kondisi saudaranya yang senantiasa memuji Allah dalam setiap keadaan khususnya saat ia bersin. Maka mendoakan dengan Rahmat layak diberikan pada saudaranya yang telah memuji Allah tersebut. Saat mendapatkan doa Rahmat, maka saudaranya itu hendaknya juga membalas doa bagi yang telah mendoakannya dengan mengucapkan : Yahdini wayahdikumullah wa yuslih balakum” (Semoga Allah memberiku dan engkau petunjuk dan semoga Allah memperbaiki keadaanmu).

Doa tersebut cerminan telah terjalinnya ikatan hati antara sesama muslim yang senantiasa menghendaki kebaikan bagi saudaranya.

Menjenguknya ketika sakit

Merupakan kewajiban umat Islam untuk mengunjungi saudaranya yang sakit. Hal ini dapat meringankan beban derita sisakit yang merana sendirian dan merasa terasing. Kedatangannya hendaknya dapat meringankan beban sisakit dan dapat menghiburnya.


Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
“ Sesungguhnya Allah berfirman pada hari kiamat : “Wahai bani Adam, Aku sakit dan kamu tidak menjengukKu. “Ia berkata : “Wahai Rabbku, bagaimana bisa aku menjengukMu sedang Engkau adalah Tuhan sekalian Alam ?” Allah menjawab “Tidakkah kamu mengetahui bahwa seorang hambaKu fulan sakit dan kamu tidak menjenguknya ? Tidakkah kamu mengetahui bahwa andaikata kamu menjenguknya, kamu mendapatiKu di sisinya ? " (HR.Muslim).

Rasulullah saw memberikan motivasi kepada umatnya agar menjenguk orang sakit dengan menempatkannya di antara buah-buahan surga, sabda Rasulullah saw :
" Sesungguhnya seorang muslim apabila menjenguk saudaranya sesama muslim, maka ia tetap berada di antara buah-buahan surga yang siap dipetik, sampai akhirnya ia kembali " (HR.Muslim).

Sangat indah sekali ajaran Islam, setiap kebaikan yang dilakukan untuk orang lain tidak luput balasannya di sisi Allah swt.

Mengiringi jenazahnya

Persaudaraan sejati tidak sebatas pada alam dunia saja, saat ajal menjemput, saudaranya ikut berta’ziyah dan mengiringi jenazahnya dan menyaksikan jasad saudaranya dimasukkan kedalam liang lahat, iringan terakhir di dunia dan kelak akan berjumpa di surganya Insya Allah.

Allah swt bahkan akan memberikan pakaian kehormatan bagi mu’min yang berta’ziyah kepada saudaranya sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Majah dari Amr bin Haram : Tiadalah di antara mu’min berta’ziyah kepada saudaranya yang mendapat musibah, kecuali Allah mengenakan pakaian kehormatan pada hari kiamat.

Wassalamualaikum wr wb

DZIKIR DAN DOA - DOA


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”


Bersama ini kami ketengahkan dzikir-dzikir yang baik diucapkan yang akan menambah pahala dan kebaikan sebagai pengurang dosa-dosa yang selalu  dilakukan, baik disengaja maupun tidak,  mudah mudahan kita akan selalu dalam perlindungan dan pertolongan Allah dimanapun kita berada, selalu dalam rachmat dan karunianya, dan diampuni dosa-dosanya. Aamiin

Hadits No. 1567

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah berfirman: Aku selalu bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak menyebut-Ku." Riwayat Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan mu'allaq menurut Bukhari.
 
َعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَقُولُ اَللَّهُ -

تَعَالَى-: أَنَا مَعَ عَبْدِي مَا ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ ) أَخْرَجَهُ ابْنُ مَاجَهْ وَصَحَّحَهُ ابْنُ 


حِبَّانَ وَذَكَرَهُ اَلْبُخَارِيُّ تَعْلِيقًا

Hadits No. 1568

Dari Muadz Ibnu Jabal Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Amal yang diperbuat anak Adam tidak ada yang menyelamatkannya dari adzab Allah selain dzikir kepada Allah." Riwayat Ibnu Abu Syaibah dan Thabrani dengan sanad hasan. 

َوَعَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَا عَمِلَ 


ابْنُ آدَمَ عَمَلاً أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اَللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اَللَّهِ ) أَخْرَجَهُ ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَالطَّبَرَانِيُّ 

بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ

Hadits No. 1569

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Suatu kaum tidak duduk dalam suatu tempat untuk berdzikir kepada Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat dan diliputi rahmat dan Allah menyebut mereka termasuk orang-orang yang ada di dekat-Nya." Riwayat Muslim. 
 
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَا جَلَسَ 


قَوْمٌ مَجْلِسًا يَذْكُرُونَ اَللَّهَ إِلَّا حَفَّتْ بِهِمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

) أَخْرَجَهُ مُسْلِم ٌ

Hadits No. 1570

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum itu duduk di suatu tempat yang tidak digunakan untuk berdzikir kepada Allah dan membaca sholawat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kecuali mereka akan ditimpa penyesalan pada hari kiamat." Hadits hasan menurut riwayat Tirmidzi. 
 
َوَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرُوا اَللَّهَ وَلَمْ 


يُصَلُّوا عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ ) أَخْرَجَهُ 

اَلتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَسَنٌ

Hadits No. 1571

Dari Abu Ayyub al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa membaca (artinya = Tidak ada Tuhan Selain Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya segala kerajaan dan puji hanya milik-Nya dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sepuluh kali ia seperti orang yang memerdekakan empat belas orang dari anak Ismail." Muttafaq Alaihi. 
 
َوَعَنْ أَبِي أَيُّوبَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ قَالَ: لَا 


إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ عَشْرَ مَرَّاتٍ كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ 

) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Hadits No. 1572

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa membaca (artinya = Maha suci Allah dan aku memuji-Nya) seratus kali dihapuslah segala dosanya walaupun laksana buih air laut." Muttafaq Alaihi. 
 
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ قَالَ: 


سُبْحَانَ اَللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اَلْبَحْرِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه

Hadits No. 1573

Juwairiyyah Binti al-Harits Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadaku: "Aku telah membaca kalimat mengiringi ucapanmu jika ia ditimbang (pahalanya) dengan apa yang engkau baca hari ini akan sama beratnya yaitu (artinya = Maha suci Allah dan aku memuji-Nya sebanyak ciptaan-Nya sejauh ridlo-Nya seberat timbangan arsy-Nya dan sebanyak tinta untuk menulis kalimat-Nya)." Riwayat Muslim. 
 
َوَعَنْ جُوَيْرِيَةَ بِنْتِ اَلْحَارِثِ قَالَتْ: قَالَ لِي رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَقَدْ قُلْتُ 


بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ اَلْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ سُبْحَانَ اَللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ 

وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Hadits No. 1574

Dari Abu Said al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Bacaan yang kekal dan baik ialah (artinya = Tidak ada Tuhan selain Allah Mahasuci Allah Allah Maha besar segala puji milik Allah tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan kehendak Allah)." Riwayat Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim. 
 
َوَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( 


اَلْبَاقِيَاتُ اَلصَّالِحَاتُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَسُبْحَانَ اَللَّهِ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا حَوْلَ وَلَا 

قُوَّةَ إِلَّا بِاَللَّهِ )

 أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
Hadits No. 1575

Dari Samurah Ibnu Jundab Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah saw bersabda: "Ucapan yang paling disukai Allah itu empat engkau boleh memulainya dengan kalimat mana saja yaitu (artinya = Maha suci Allah segala puji milik Allah tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha besar)." Riwayat Muslim. 
 
َوَعَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَحَبُّ


 اَلْكَلَامِ إِلَى اَللَّهِ أَرْبَعٌ لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ سُبْحَانَ اَللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَاَللَّهُ 

أَكْبَرُ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Hadits No. 1576

Abu Musa al-Asy'ari berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadaku: "Wahai Abdullah Ibnu Qais maukah aku tunjukkan kepadamu satu simpanan dari beberapa simpanan surga? Yaitu (artinya = Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan kehendak Allah)". Muttafaq Alaihi. Nasa'i menambahkan: "(artinya = Tidak ada tempat berlari dari Allah kecuali kepada-Nya)". 
 
َوَعَنْ أَبِي مُوسَى اَلْأَشْعَرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم


 ( يَا عَبْدَ اَللَّهِ بْنَ قَيْسٍ! أَلَّا أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ اَلْجَنَّةِ? لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاَللَّهِ ) 

مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ زَادَ النَّسَائِيُّ ( وَلَا مَلْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ )

Hadits No. 1577

Dari Nu'man Ibnu Basyir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya doa adalah ibadah." Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Tirmidzi. 
 
َوَعَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( إِنَّ 


اَلدُّعَاءَ هُوَ اَلْعِبَادَةُ ) رَوَاهُ اَلْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ

Hadits No. 1578

Menurut riwayatnya dalam hadits marfu' dari Anas: Doa adalah inti ibadah." 
 
َوَلَهُ مِنْ حَدِيثِ أَنَسٍ بِلَفْظِ ( اَلدُّعَاءُ مُخُّ اَلْعِبَادَةِ )

Hadits No. 1579

Menurut riwayatnya dalam hadits marfu' dari Abu Hurairah r.a: "Tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia di hadapan Allah selain doa." Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim. 
 
َوَلَهُ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ ( لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اَللَّهِ مِنَ الدُّعَاءِ ) وَصَحَّحَهُ اِبْنُ


 حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ

Hadits No. 1580

Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Do antara adzan dan qomat tidak akan ditolak." Riwayat Nasa'i dan selainnya. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan lain-lain. 
 
َوَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَلدُّعَاءُ بَيْنَ 


اَلْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ لَا يُرَدُّ ) أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ وَغَيْرُهُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَغَيْرُهُ

Hadits No. 1581

Dari Salman Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Tuhanmu Pemalu dan Pemurah Dia akan malu terhadap hamba-Nya bila ia mengangkat tangannya kepada-Nya lalu Dia mengembalikannya dengan tangan kosong." Riwayat Imam Empat selain Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim. 
 
َوَعَنْ سَلْمَانَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ رَبَّكُمْ حَيِيٌّ


 كَرِيمٌ يَسْتَحِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفَرًا )

 أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ

Hadits No. 1582

Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila mengangkat kedua tangannya waktu berdoa tidak akan mengembalikannya sebelum mengusapkan wajahnya." Riwayat Tirmidzi. Hadits tersebut mempunyai banyak saksi hadits di antaranya: 
 
َوَعَنْ عُمَرَ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا مَدَّ يَدَيْهِ فِي 


اَلدُّعَاءِ لَمْ يَرُدَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ )

 أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَلَهُ شَوَاهِدُ مِنْهَا

Hadits No. 1583

Hadits Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu riwayat Abu Dawud dan selainnya yang semuanya menilai bahwa hadits tersebut hasan. 
 
َحَدِيثُ اِبْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أَبِي دَاوُدَ وَمَجْمُوعُهَا يَقْتَضِي أَنَّهُ حَدِيثٌ حَسَنٌ


Hadits No. 1584

Dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak membaca sholawat kepadaku." Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban. 
 
َوَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ أَوْلَى 


اَلنَّاسِ بِي يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً ) أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ

Hadits No. 1585

Dari Syaddad Ibnu Aus Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Permohonan ampunan (istighfar) yang paling utama ialah seorang hamba membaca (artinya = Ya Allah Engkaulah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakan diriku aku hamba-Mu aku selalu berada dalam ikatan-Mu dan perjanjian-Mu selama aku mampu aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat aku mengaku kepada-Mu dengan dosaku maka ampunilah aku sebab tiada yang akan mengampuni dosa selain Engkau)." Riwayat Bukhari. 
 
َوَعَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( سَيِّدُ


 اَلِاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ اَلْعَبْدُ اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى 

عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ 

بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ ) أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ

Hadits No. 1586

Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah melewatkan kalimat-kalimat ini ketika petang dan pagi yaitu (artinya = Ya Allah aku memohon keselamatan dari-Mu dalam agamaku duniaku keluargaku dan hartaku. Ya Allah tutupilah auratku amankanlah kekhawatiranku jagalah diriku dari depanku belakangku sebelah kananku sebelah kiriku dan dari atasku. Aku berlindung dengan keagungan-Mu dari bahaya yang datang dari bawahku)." Riwayat Nasa'i dan Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Hakim. 
 
َوَعَنِ ابْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَدَعُ


 هَؤُلَاءِ اَلْكَلِمَاتِ حِينَ يُمْسِي وَحِينَ يُصْبِحُ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ اَلْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ 

وَأَهْلِي وَمَالِي اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي 

وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي ) أَخْرَجَهُ 

النَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ

Hadits No. 1587

Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca doa (artinya = Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari menghilangnya nikmat-Mu berpindahnya keselamatan-Mu kedatangan adzab-Mu yang tiba-tiba dan dari segala kemurkaan-Mu)." Riwayat Muslim. 
 
َوَعَنِ ابْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ( 


اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ ) 

أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Hadits No. 1588

Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca doa: "(Artinya = Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari bahaya hutang bahaya musuh dan kemenangan para musuh)". Riwayat Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim. 
 
َوَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم


 يَقُولُ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ اَلدَّيْنِ وَغَلَبَةِ اَلْعَدُوِّ وَشَمَاتَةِ اَلْأَعْدَاءِ ) رَوَاهُ 

النَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ

Hadits No. 1589

Buraidah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mendengar seseorang berdoa: (artinya = Ya Allah aku memohon kepada-Mu dengan wasilah bahwa aku bersaksi bahwa Engkaulah Allah yang tiada Tuhan selain Engkau yang Mahaesa tempat semua manusia meminta yang tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan dan tiada seorang pun yang menyamai-Nya). Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ia telah memohon kepada Allah dengan nama-Nya yang bila diminta dengan nama itu akan memberi dan bila dipanggil akan menjawab." Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban. 
 
َوَعَنْ بُرَيْدَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( سَمِعَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً يَقُولُ اَللَّهُمَّ 


إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اَللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ اَلْأَحَدُ اَلصَّمَدُ اَلَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ 

يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ فَقَالَ: لَقَدْ سَأَلَ اَللَّهُ بِاسْمِهِ اَلَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ )  
أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ

Hadits No. 1590

Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila pagi berdoa: "(artinya = Ya Allah dengan kekuasaan-Mu aku memasuki pagi dengan kekuasaan-Mu aku memasuki petang dengan kekuasaan-Mu aku hidup dengan kekuasaan-Mu aku mati dan kepada-Mu-lah tempat kembali)." Bila petang hari beliau juga membaca doa tersebut namun beliau menambahkan: "(Artinya = Dan kepada-Mu-lah tempat berpulang)". Riwayat Imam Empat. 
 
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا أَصْبَحَ


 يَقُولُ: اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ اَلنُّشُورُ ) وَإِذَا أَمْسَى 

قَالَ مِثْلَ ذَلِكَ إِلَّا أَنَّهُ قَالَ: ( وَإِلَيْكَ اَلْمَصِيرُ ) أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ

Hadits No. 1591

Anas berkata: Kebanyakan doa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ialah: "(artinya = Ya Tuhan kami berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari api neraka)." Muttafaq Alaihi. 
 
َوَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَبَّنَا 


آتِنَا فِي اَلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اَلْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اَلنَّارِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Hadits No. 1592

Abu Musa al-Asy'ary Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membaca doa: "(artinya = Ya Allah ampunilah dosaku kebodohanku keborosanku dalam urusanku dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Ya Allah ampunilah diriku karena kesungguhanku senda gurauku kesalahanku dan kesengajaanku semuanya itu ada padaku. Ya Allah ampunilah diriku dari dosa yang telah dan aku lakukan apa yang aku sembunyikan apa yang aku tampakkan dan apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Engkau yang memajukan Engkau yang mengundurkan dan Engkau berkuasa atas segala sesuatu)." Muttafaq Alaihi. 
 
َوَعَنْ أَبِي مُوسَى اَلْأَشْعَرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم 


يَدْعُو: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اَللَّهُمَّ 

اِغْفِرْ لِي جِدِّي وَهَزْلِي وَخَطَئِي وَعَمْدِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي اَللَّهُمَّ اِغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا 

أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي أَنْتَ اَلْمُقَدِّمُ وَالْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى 

كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Hadits No. 1593

Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah membaca doa: "(Artinya = Ya Allah perbaikilah agamaku karena ia merupakan pangkal urusanku perbaikilah duniaku karena ia merupakan penghidupanku perbaikilah akhiratku karena ia merupakan tempat kembaliku dan jadikanlah hidup sebagai kesempatan untuk menambah setiap kebaikanku dan jadikanlah mati sebagai pelepas diriku dari setiap kejahatan)." Riwayat Muslim. 
 
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: 


اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشِي 

وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ 

رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Hadits No. 1594

Anas Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah membaca doa: "(artinya = Ya Allah manfaatkanlah untuk diriku apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku ajarilah aku dengan apa yang bermanfaat bagiku dan limpahkanlah rizqi ilmu yang bermanfaat bagiku)." Riwayat Nasai dan Hakim. 
 
َوَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: اَللَّهُمَّ 


اِنْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَارْزُقْنِي عِلْمًا يَنْفَعُنِي ) رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَالْحَاكِمُ

Hadits No. 1595

Tirmidzi meriwayatkan hadits serupa dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dan beliau berdoa di ujungnya: "(artinya = Tambahkanlah ilmu kepadaku segala puji bagi Allah dalam keadaan apapun dan aku berlindung kepada Allah dari keadaan penghuni neraka)." Sanadnya hasan. 

 
َوَلِلتِّرْمِذِيِّ: مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ نَحْوُهُ وَقَالَ فِي آخِرِهِ ( وَزِدْنِي عِلْمًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى 


كُلِّ حَالٍ وَأَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ حَالِ أَهْلِ اَلنَّارِ ) وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ

Hadits No. 1596

Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengajarkan doa kepadanya: "(artinya = Ya Allah aku memohon kepada-Mu dari segala kebaikan baik yang cepat maupun lambat apa yang aku ketahui dan apa yang belum aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan baik yang cepat maupun yang lambat apa yang aku ketahui dan apa yang belum aku ketahui. Ya Allah aku memohon kepada-Mu dari kebaikan seperti yang dimohon hamba-Mu dan nabi-Mu. Ya Allah aku memohon kepada-Mu surga dan apa yang dapat mendekatkan kepadanya baik ucapan maupun amalan. Aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang dapat mendekatkan kepadanya baik ucapan maupun amalan. Dan aku memohon kepada-Mu agar Engkau menjadikan setiap keputusan yang Engkau putuskan kepadaku itu baik untukku)." Riwayat Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim. 

 
َوَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَلَّمَهَا هَذَا اَلدُّعَاءَ: ( اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ 


الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ 

عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ اَلْجَنَّةَ وَمَا 

قَرَّبَ 

إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ مِنْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ أَنْ 

تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا ) أَخْرَجَهُ اِبْنُ مَاجَهْ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ

Hadits No. 1597

Bukhari-Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Dua kalimat yang disenangi Maha Pengasih ringan untuk diucapkan dan berat dalam timbangan ialah (artinya = Mahasuci Allah dan aku memuji-Nya dan Mahasuci Allah yang Mahaagung)." 
 
َوَأَخْرَجَ اَلشَّيْخَانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه 


وسلم ( كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى اَلرَّحْمَنِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اَللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي اَلْمِيزَانِ سُبْحَانَ 

اَللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اَللَّهِ اَلْعَظِيمِ )


Note : untuk keterangan lengkapnya sebaiknya anda menyisihkan harta benda untuk membeli buku Bulughul Maram


Hijrah Kewirausahaan
Tips And Triks
Tanpa Utang

KISAH BISNIS NABI MUHAMAD SAW



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”


Kunci Bisnis Menurut Nabi Muhammad SAW

Mau tau kunci sukses bisnis yang sudah di jalani oleh Rasul Allah Muhammad SAW yang selama masa Hidupnya pernah mengalami masa kejayaan dan beliau adalah Seorang pebisnis Sukses. Beliau menjalani hidup sebagai pebisnis sukses selama 28 Tahun, mulai dari usia 12 tahun hingga 40 tahun. Dan selebihnya adalah masa keRasulan sebagai suri tauladan kita semua sebagai umat Muslim.

Apa saja Nilai warisan yang bisa kita Tiru dari Rasul yang bisa kita ikuti sebagai pengikutnya, Khususnya untuk seorang Hambanya yang menjadi Pengusaha sebagai Orang yang mencari Nafkah Semasa Mudanya RasulAllah ini Sudah berkenalan dengan Bisnis dari Usia Dini, Dimulai dari menggembala Kambing.

Lalu Bisnisnya ke-Level yang lebih tinggi, Pada waktu itu Beliau masih berusia 12 Tahun dan Beliau di Ajak oleh pamannyaAbu Thalib untuk berdagang di Negeri Syam. Disitulah Awalannya Nabi Muhammad SAW mengenal Bisnis secara serius, dan Menjadi Enterprenur Sejati. Hingga beliau mendapat reputasi yang sangat baik bagi penduduk Negri tersebut.

Reputasi-reputasinya adalah sebagai Orang yang Terpercaya (Al-Amin) di dalam Perdagangannya maupun di Kehidupan sehariannya. Pada usia 17 Tahun Nabi Muhammad SAW sudah di beri mandat penuh oleh pamannya untuk Berdagang dari dagangannya. Hingga usia 20 tahun beliau sudah hampir menguasai Pusat Bisnis Global di Jamannya. Kalo sekarang ( Irak, Yordania, Bahrain, Suriah, dan Yaman).

Mau, tau Rahasia-rahasia Bisnis Nabi Muhammad SAW yang Hebat Itu. Hingga sekarang Masih di Gunakan dengan Prinsip-prinsip Bisnis Modern di Dunia saat ini. Dan juga mengajarkan kita sebagai Umat Muslim untuk menjadi seorang Enterprenur Sejati dan Berakhlak Sebagai Makhluk Allah SWT. Dan menjauhkan Bisnis Kita hanya dari Keuntungan Semata (KAPITALISME)....

Ini Adalah Rahasia-rahasia berbisnis Ala Nabi Muhammad SAW :

Cara Berpikir dan BerEtika di dalam Bisnisnya :
Jujur di dalam Bisnisnya, Kejuran adalah syarat fundamental dalam berbisnis yang di lakukkan oleh RasullAllah Muhammad SAW. Beliau pernah melarang para pedagang untuk meletakkan barang Busuk/jelek di dalam dagangannya. dan beliau selalu memberikan barang sesuai dengan seadannya dan terbaik bagi Konsumennya.
Berprinsip pada nilai Illahi, Bisnis yang di lakukkan tidak terlepas dari pengawasan Tuhan. Dan menyadarkan manusia sebagai makluk Illahiyah (berTuhan).
Prinsip kebebasan Individu yang bertanggung Jawab, Bukan bisnis hasil dari Paksaan atau Riba. Yang menjerat kebebasan Individu.
Bertanggung Jawab, Bertanggung Jawab moral kepada Tuhan atas perilaku Bisnisnya maupun Orang lain/Partner Bisnisnya maupun Konsumennya.
Keadilan dan Keseimbangan, Keadilan dan keseimbangan sosial, bukan hanya keuntungan semata tetapi Kemitraan/bantu membantu di dalam bisnisnya (Win-Win-Solution)
Tidak hanya mengejar keuntungan, dan berorientasi untuk menolong orang lain, Atau WIN Win Solution.
Berniat baik di Bisnisnya, berniat baik adalah Aset Paling berharga oleh pelaku Bisnis selain untuk menjadi terbaik tapi bermanfaat bagi orang lain.
Berani mewujudkan Mimpi, RasullAllah dari seorang penggembala Kambing, berniat untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi, menjadi pedagang, lalu Manager hingga beliau mewujudkan cita-citanya menjadi Owner (Pemilik perusahaan) dengan menikahi Siti Khadijah. Beliau adalah Enterprenur Cerdas.
Branding/Menjaga nama baik, RasullAllah selalu menggunakan cara ini sebagai Modal Utama, Track Record sebagai orang Terpercaya (Al Amin), Justru paling di cari dan siapapun ingin bekerja sama dengannya. Sifat inilah yang Sekarang Langka di Jaman ini,Tirulah...

Cara Merintis Bisnis :
Fokus dan Konsentrasi, RasulAllah selalu Fokus terhadap bisnis yang beliau tekuni, Tidak mengerjakan bisnis yang satu ke satunya lagi sebelum beliau menyelesaikannya...
Mempunyai Goal dan rencana yang jelas
Merintis Bisnis Dari NOL, kesuksesan beliau tidak datang dalam satu malam walaupun seorang RasullAllah, tetapi harus dimulai dari langkah-langkah kecil. Dari seorang Karyawan/Salles hingga jadi Owner. Dan semua tanpa ada praktek KKN.
Tidak Mudah Putus Asa, beliau Berkata : Janganlah kamu berdua putus asa dari rizky selama kepalamu masih bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merahtidak mempunyai baju, Kemudian Allah SWTmemberikan rizky kepadanya (HR.Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya)
Berusaha Menjadi Trend Center
Inovatif, Semua barang yang di Jual Rasul selalu berbeda dari kompetitornya, dengan harga murah tetapi Hight Quality.
Memahami kondisi dan analisa Pasar
Kemampuan merespon strategi Pesaingnya

Belajar menguasai pasar, Dikisahkan Ketika beliau di Mekkah para pedagang dari kaum Quraisy yang ingin menjatuhkan Bisnisnya, dengan menjatuhkan Harga dengan tidak Wajar. Tetapi beliau menerapkan Hukum Suply&Demand, beliau menyiasati dan bersabar. Hingga semua dagangan para Kompetitornya habis semua.

Rasul baru Menjual Dagangannya karena Rasul Percaya kalau jumlah Permintaan (Demand) jauh lebih tinggi dari jumlah Penawaran (Supply) di Kota itu. Tak lama kemudian Rakyat Kota tersebut membeli Barang Dagangan Rasul dengan Harga Normal, ketika rombongan Pedagang itu pulang Mekkah gempar.

Semua pedagang Rugi akibat banting harga kecuali Nabi Muhammad SAW yang untung besar. Itulah kejelian melihat, menganalisis, dan memahami Pasar. Hingga menguasai Pasar yang ada.

Mampu Memanagement Organisasi secara Efektif
Bisa menghilangkan Mental Blocking, Atau juga yang di sebut dengan Ketakutan yang Berlebihan dalam menghadapi kegagalan usaha. Rasul selalu bisa mengalahkan diri sendiri dari hal-hal Negatif (mujahadah).
Mampu menarik dan meyakinkan pemilik Modal untuk ikut serta dalam bisnis yang dilaksanakannya
Cara Menjalankan Bisnisnya :

Bekerja Sama (bersinergi), Beliau bersabda "Keberkahan sesungguhnya berada dalam Jamaah. Dan, tangan Allah sesungguhnya bersama Jamaah"
Kerja Pintar, Kreatif dan Visioner
Menerapkan kesepakatan Win-Win-Solution (Saling menguntungkan, dan tidak ada yang dirugikan)
Bekerja dengan Prioritas
Tidak melakukan Monopoli
Selalu berusaha dan Tawakal
Tepat Waktu
Berani ambil Resiko
Tidak menimbun barang dagangan (ihtikar), Rasul melarang Keras pelaku Bisnis dan menyimpan barang pada massa tertentu, hanya untuk keuntungan semata. Rasul bersabda bahwa pedagang yang mau menjual barang dagangannya dengan spontan akan di beri kemudahan. Tapi penjual yang sering menimbun dagangannya akan mendapat kesusahan (Dalam HR Ibnu Majah dan Thusiy).
Profesional di Bisnis yang Di kelolannya
Selalu Bersyukur di Segala Kondisi
Berusaha dengan Mandiri, Tekun dan Tawakal
Menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan, dan kemuliaan dalam proses interaksi bisnis
Melakukan bisnis berdasarkan Cinta (Passion).
Tidak MenZhalimi (Merugikan Orang lain)
Rajin Bersedekah

Cara memasarkan Produk :
Memasarkan Produk yang Halal dan Suci
Tidak melakukan Sumpah Palsu,
Tidak merpura-pura menawar dengan harga tinggi, Agar orang lain tertarik
Melakukan timbangan dengan benar
Tidak menjelekkan bisnis Orang lain, Beliau bersabda " Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain" (HR. Muttafaq ‘alaih)
Pintar beriklan/Promosi, Rasul hafal betul dimana ada Bazaar di suatu tempat tertentu. Sehingga makin banyak orang mengenal beliau dan barang dagangannya.
Transparansi (keterbukaan), Beliau bersabda "Tidak dibenarkan seorang Muslimin menjual satu-satu jualannya yang mempunyai aib, sebelum dia menjelaskan aibnya" (HR. Al-Quzuwaini)
Mengutamakan pelanggan (Customer Satisfaction)
Networking (Jejaring) di wilayah lain
Cakap dalam berkomunikasi dan bernegosiasi (tabligh)
Tidak mengambil Untung yang berlebihan
Mengutamakan penawar pertama
Menawar dengan harga yang di inginkan
Melakukan perniagaan sepagi mungkin, RasulAllah mendoakan orang-orang yang pagi-pagi dalam bekerja. "Ya Allah, berkahilah umatku dalam berpagi-paginya mereka" (HR.Shahr Al Ghamidi)
Menjaga Kepercayaan pelanggan
Mewujudkan Win-Win Solution
Barang Niaga harus bermutu, Murah, Bermanfaat, Mutakhir dan Berkualitas
Kemudahan dalam hal transaksi dan pelayanan
Menentukan Harga dengan jelas ketika akad (Deal)

Cara berhubungan dengan Karyawan :
Berbagi perhatian kepada karyawan, Tidak memilih-milih karyawan Istimewa semua sama.
Bermitra Bisnis, Karyawan dan Majikan seperti hubungan kekeluargan yang kental. Bukan seperti Tuan dan Budak.
Memberi gaji yang Cukup kepada Karyawannya
Memberi gaji tepat Waktu kepada Karyawannya, Sebelum keringat karyawan kering
Tidak membebani Karyawan dengan tugas diluar kemampuannya
Karyawan di Wajibkan kerja sungguh-sungguh dengan seluruh kekuatannya
Sering memberikan Bonus-bonus tambahan di luar gaji pokok

Contoh di Atas adalah sebagian kecil dari sifat-sifat Suri tauladan Rasul Allah Muhammad SAW yang bisa kita Contoh dalam membangun Kerajaan Bisnis Kita, jauh lebih Sukses, berakhlak dan membantu terhadap sesamanya.


Sumber: Lembaga Dakwah Islam Indonesia


HIJRAH - KEWIRAUSAHAAN



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”




Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An Nisaa' (4): 100]


Allah berfirman:


لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ وَمَن قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا


Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
( ath Thalaq / 65:7)


Sebuah kisah Rasul: betapa mulianya mencari nafkah utk keluarga


Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari perang Tabuk, Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.

Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

Rasulullah bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”

Si tukang batu menjawab,

“Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”

Rasulpun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda,


“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”,

‘inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya‘.


KEUTAMAAN PEDAGANG YANG JUJUR DAN AMANAH


عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: « التَّاجِرُ الأَمِينُ الصَّدُوقُ الْمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ – وفي رواية: مع النبيين و الصديقين و الشهداء – يَوْمَ الْقِيَامَةِ » رواه ابن ماجه والحاكم والدارقطني وغيرهم


Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).”[1]

Hadis yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan seorang pedagang yang memiliki sifat-sifat ini, karena dia akan dimuliakan dengan keutamaan besar dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan dikumpulkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat. Imam ath-Thiibi mengomentari hadis ini dengan mengatakan,

“Barangsiapa yang selalu mengutamakan sifat jujur dan amanah, maka dia termasuk golongan orang-orang yang taat (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala); dari kalangan orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid, tapi barangsiapa yang selalu memilih sifat dusta dan khianat, maka dia termasuk golongan orang-orang yang durhaka (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala); dari kalangan orang-orang yang fasik (buruk/rusak agamanya) atau pelaku maksiat”.[2]

Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadis ini:

- Maksud sifat jujur dan amanah dalam berdagang adalah dalam keterangan yang disampaikan sehubungan dengan jual beli tersebut dan penjelasan tentang cacat atau kekurangan pada barang dagangan yang dijual jika memang ada cacatnya.[3]

- Inilah sebab yang menjadikan keberkahan dan kebaikan dalam perdagangan dan jual beli, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Kalau keduanya (pedagang dan pembeli) bersifat jujur dan menjelaskan (keadaan barang dagangan atau uang pembayaran), maka Allah akan memberkahi keduanya dalam jual beli tersebut. Akan tetapi kalau kaduanya berdusta dan menyembunyikan (hal tersebut), maka akan hilang keberkahan jual beli tersebut”.[4]
- Berdagang yang halal dengan sifat-sifat terpuji yang disebutkan dalam hadis ini adalah pekerjaan yang disukai dan dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat y, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis yang shahih.[5] Adapun hadis “Sembilan persepuluh (90 %) rezeki adalah dari perniagaan”, maka ini adalah hadis yang lemah, sebagaimana yang dijelaskan oleh syaikh al-Albani.[6]
- Maksud dari keutamaan dalam hadis ini: “…bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti)” bukanlah berarti derajat dan kedudukannya sama persis dengan derajat dan kedudukan mereka, tapi maksudnya dikumpulkan di dalam golongan mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا

“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan (dikumpulkan) bersama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.” (QS an-Nisaa’: 69-70)[7].

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين


Itulah sedikit kisah mengenai kemuliaan mencari nafkah untuk keluarga. Juga kemuliaan seorang pedagang yang jujur dan amanah.

Karenanya, mari mantapkan langkah kita menggapai kemuliaan bewirausaha jika hal ini menjadi pilihan hidup anda. Namun bila anda ingin menjadi karyawan pun tidak mengapa selagi keduanya sama2 jujur dan amanah.

Dalam ulasan ini kami akan mengetengahkan pengetahuan2 minimal yang diperlukan oleh seorang wirausahaan juga penting untuk seorang karyawan yang ingin terjun dibidang usahawan.

“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.” (HR. Ahmad)


[1] HR Ibnu Majah (no. 2139), al-Hakim (no. 2142) dan ad-Daraquthni (no. 17), dalam sanadnya ada kelemahan, akan tetapi ada hadits lain yang menguatkannya, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu, HR at-Tirmidzi (no. 1209) dan lain-lain. Oleh karena itu, hadits dinyatakan baik sanadnya oleh imam adz-Dzahabi dan syaikh al-Albani (lihat “ash-Shahiihah” no. 3453).
[2] Lihat kitab “Syarhu sunani Ibni Majah” (hal. 155).
[3] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (3/278).
[4] HSR al-Bukhari (no. 1973) dan Muslim (no. 1532).
[5] HR ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabiir” (23/300, no. 674) dan dinyatakan jayyid (baik/shahih) oleh syaikh al-Albani dalam “Silsilatul ahaa-ditsish shahiihah” (no. 2929).
[6] Dalam “Silsilatul ahaa-ditsidh dha’iifah” (no. 3402).
[7] Lihat keterangan imam adz-Dzahabi dalam “Miizaanul i’tidaal” (3/413).

SUMBER :
Abdullah bin Taslim al-Buthoni
Artikel www.PengusahaMuslim.com


Mohamad Churiyanto
Hijrah-Kewirausahaan
Tips and Triks
Nggak pakai utang